![]() |
foto: google |
Sementara awan mendung dari katamu waktu itu, hanya meninggalkan jejak kepada hati yg bernama luka
Bicara apa saja tentang kita, dan salah ku sebagai poros nya. Tak pernah mengubah rasa ku pada mu.
Walau kadang berlari kepada kelu lidah ku tak jarang
Kamu tak suka. Kamu tak tau aku terluka. Tak pernah..
Yang kamu katakan kemarin bahwa kita adalah satu, yang kemarin dipisahkan waktu. Sehingga tak akan pernah ada dusta, terselip dalam sebuah cerita yg disulam masa atas nama cinta.
Percaya ku yang mulai beranggapan tak perlu jelas terucap, salah satu dari kita pun mengetahuinya. Awalnya..
Dan tindak mu pula yang mengubah ku, kepada omong kosong percaya ku berpulang
Kamu tau? Mengetahui bahwa aku telah membiarkan mu terluka atas pedang yang bernama ketidak sengajaan menusuk tubuhmu perlahan, hati ini pilu. Dan tak kamu tau, bahwa aku jauh lebih sekarat atas kesakitanmu.
Tak terucap. Tak pernah.. Karna pada awalnya aku meyakini bahwa kita adalah satu
Aku lupa, tanpa sengaja kusulut sumbu yg terkadang menjadi bom waktu
Namun kelu, dan entah sudah seberapa tebal dinding ketakutan yang tanpa sadar mungkin aku buat sendiri
Sehingga makna cinta yang diasumsikan lepas pun, tak lagi ku nikmati
Aku ragu.. Ucapku, takut.
-repost dari Pinggiran Hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar