Sabtu, 01 Februari 2014

Maaf yang Kesekian..

foto: google


Kepada Aditya Irhas Saputra


Sebentar, izinkan aku untuk mencerup sedikit lagi beberapa tangkai anggrek putih dan lily putih yang menjadi kesukaan kita.


Mas, sebelumnya, aku ingin meminta maaf padamu untuk yang kesekian, maafkan jika keikhlasan itu belum juga menghampiri sudut terdalam hatiku setelah beberapa tahun berlalu. Maafkan jika masih ada tangis saat ingatanku kembali melambungkan bayang-bayangmu beserta kebahagiaan kita. Maafkan sekali lagi, jika itu memberatkanmu.




Berkali ingin aku tanyakan padamu, bagaimana keadaanmu? Apakah kamu baik-baik saja? Bagaimana tempatmu sekarang? Semoga kamu nyaman di sana. Aku ingat bahwa kita berdua sama-sama menbenci kegelapan, maafkan aku untuk tak mampu menemani dan menggenggam tanganmu dalam gulita yang menyelimutimu sekarang.


Mas, surat ini ku tulis bersama dengan luka yang masih basah, serta bulir-bulir air mata yang tetap di alamatkan pada pundakmu. Aku rindu. Tapi tak perlu risau, beribu doa selalu kulantunkan agar kamu baik-baik saja. Aku harap Tuhan mendengarnya. Aku harap jarak yang sekarang ini menjadi penjeda yang teramat panjang, tak akan pernah mengambil kebahagiaanku lagi. Aku masih mampu membaui parfummu, walau kini tak ada lagi sosokmu. Aku masih mampu memelukmu dalam doa, agar kau tak perlu merasa kesakitan di sana. Mas, tenang saja, akan aku pelajari lagi makna mengikhlaskan, maafkan aku jika air mataku mempersulit jalanmu, sungguh, bukan inginku. Aku hanya belum mampu berjalan sendiri jika mata anginku hilang bersamamu, aku hanya belum mampu melihat sekali lagi bahwa namamu kini terukir di sana. Aku hanya belum mampu. Tapi sungguhlah, aku pasti bahagia.


Dalam rindu yang semakin membuat sesak dan dengan seluruh kecup dan cinta,



adikmu yang tak letih merindu, Kumala Gayatri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar