![]() |
foto: google |
Kamu jahat..
Kamu tanyakan apakah aku baik-baik saja setelah jarak
membawa tubuhmu pergi menjauhiku? Aku tentu tidak baik-baik saja. Kamu pasti
tahu itu. Aku rindu.
Tak usah kau tanya apakah aku mengingat hari itu, karena
tanpa perlu kau ingatkan pun, kejadian kala itu masih terekam jelas di
kepalaku, bahkan aku masih mampu merasakan lembutnya jemarimu saat mereka
menyeka air mataku perlahan. Seandainya saja aku tahu bahwa menahan rindu akan
sesakit ini, tak akan kubiarkan tubuhku melepasmu pergi.
Entahlah, sudah berapa banyak kuhabiskan waktuku hanya untuk
mencecap habis seluruh rindu seorang diri tanpa adanya kamu di sisi. Aku hampir
saja lupa bagaimana rasanya mencium aroma tubuhmu langsung dalam dekapmu.
Pulanglah, banyak rindu yang sudah bermekaran menanti jemarimu untuk memetiknya.
Cepatlah temui aku, aku letih harus berjibaku dengan waktu untuk memerangi
rindu.
Aku masih ingat, berkali kamu melarangku untuk menjauhi
kopi, karena katamu, kafeinnya tak pernah akur dengan kesehatanku. Maafkan aku,
berkali pula aku harus membantah laranganmu. Jangan salahkan aku, salahmu yang
terlalu lama pergi meninggalkanku. Green tea latte kesukaanku tak pernah cukup membantuku
menyeka rindu, aku membutuhkan penawar lebih dari itu, sayangnya berkali ku
teguk cangkir kopiku, aku tetap mencandui hangatnya pelukmu, rindu itu masih
saja meradang ternyata.
Sayang, sudah dulu ya.. Kopi di cangkirku sudah hampir
habis, waktuku pun tak banyak. Jika kamu menginginkan aku lebih lama lagi hadir
mewujud rindu, lebih baik kalau kamu cepat saja kembali.
ps: bagaimana keadaanmu? Jangan lupa untuk merindu, agar
kamu tahu kemana harus kembali.
dengan cinta dan berjuta kecup,
tertanda, rindu yang menjelma gelap dalam malammu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar