Minggu, 02 Februari 2014

Berjibaku dengan Waktu

foto: google

Kamu jahat..


Kamu tanyakan apakah aku baik-baik saja setelah jarak membawa tubuhmu pergi menjauhiku? Aku tentu tidak baik-baik saja. Kamu pasti tahu itu. Aku rindu.


Tak usah kau tanya apakah aku mengingat hari itu, karena tanpa perlu kau ingatkan pun, kejadian kala itu masih terekam jelas di kepalaku, bahkan aku masih mampu merasakan lembutnya jemarimu saat mereka menyeka air mataku perlahan. Seandainya saja aku tahu bahwa menahan rindu akan sesakit ini, tak akan kubiarkan tubuhku melepasmu pergi.


Entahlah, sudah berapa banyak kuhabiskan waktuku hanya untuk mencecap habis seluruh rindu seorang diri tanpa adanya kamu di sisi. Aku hampir saja lupa bagaimana rasanya mencium aroma tubuhmu langsung dalam dekapmu. Pulanglah, banyak rindu yang sudah bermekaran menanti jemarimu untuk memetiknya. Cepatlah temui aku, aku letih harus berjibaku dengan waktu untuk memerangi rindu.


Aku masih ingat, berkali kamu melarangku untuk menjauhi kopi, karena katamu, kafeinnya tak pernah akur dengan kesehatanku. Maafkan aku, berkali pula aku harus membantah laranganmu. Jangan salahkan aku, salahmu yang terlalu lama pergi meninggalkanku. Green tea latte kesukaanku tak pernah cukup membantuku menyeka rindu, aku membutuhkan penawar lebih dari itu, sayangnya berkali ku teguk cangkir kopiku, aku tetap mencandui hangatnya pelukmu, rindu itu masih saja meradang ternyata.


Sayang, sudah dulu ya.. Kopi di cangkirku sudah hampir habis, waktuku pun tak banyak. Jika kamu menginginkan aku lebih lama lagi hadir mewujud rindu, lebih baik kalau kamu cepat saja kembali.


ps: bagaimana keadaanmu? Jangan lupa untuk merindu, agar kamu tahu kemana harus kembali.



dengan cinta dan berjuta kecup,




tertanda, rindu yang menjelma gelap dalam malammu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar