Sabtu, 30 November 2013

Ada Cinta Dalam Kata

foto: google



Sudah ada berapa kata cinta yang kau terima sampai saat ini? Sudahkah membuatmu sadar bahwa ada sesuatu yang ada pada dirimu yang membuat orang lain berotasi pada persona bernama kamu?




Sebutlah ini hanya kebetulan. Namun, kebetulan seperti apa yang mampu membuat seseorang jatuh cinta berkali-kali pada sosok yang sama? Bahkan tak pernah ada suatu perbincangan khusus yang mampu menyulut sumbu untuk menghadirkan cinta, kamu tau itu. Jadi, bolehkan kalau kubilang bahwa ini bukan suatu kebetulan?

Selasa, 26 November 2013

Catatan Kecil Pengumpul Senyum

foto: google


Sebentar, tolong izinkan aku untuk terlebih dahulu menjelaskan siapa aku

Aku bukan seorang pengemis yang meminta-minta untuk diberi sebuah senyuman lalu kukumpulkan untuk kunikmati sendiri kebahagiaannya. Bukan pula seorang pencuri yang merampas kebahagiaanmu untuk kuhabiskan sendiri dengan tamak.

Sebutlah aku pengikut.

Tenang, aku bukan sosok yang akan mengawasimu lalu menghantui hari-harimu. Seperti yang kubilang, aku hanya pengikutmu. Aku hanya melihatmu dari kejauhan, melukis sisa-sisa kebahagianmu, merekam jejak setiap kisah tentangmu, dan mengumpulkan serpihan yang jatuh dari sudut-sudut bibirmu saat kamu tersenyum. Hanya untuk mencari kebahagiaanku sendiri yang ada pada sebuah sosok semu, sayangnya sosok itu menjelma kamu.

Ada beberapa bagian penting tentangmu yang ingin aku tuturkan.

Kamis, 21 November 2013

Sebungkus Harap Dini Hari

foto: spesial


Ada yang salah dengan sujudku dini hari tadi. Kali ini bukan tentang sunyi yang selalu menemani. Karena aku mulai terbiasa dengan irama jangkrik yang bermelodi tanpa perlu beberapa larik. Atau hanya sekadar hembusan angin yang hendak berlalu pergi, berganti dengan udara fajar yang mengetuk di sela-sela ranting.


Aku temui jejak-jejak basah di atas sajadahku kala fajar, beberapanya berasal dari sesal yang teramat dalam, sisanya tentang harap-harap yang mulai menguap beterbangan.


Sunyiku dalam doa kali ini tak cukup untuk membendung risau yang kini telah meluap. Mengalir dari setiap inci lubang-lubang berdinding keputusasaan. Bukan karena penat berjuang, melainkan perkara kesempatan yang tak pernah terbuka.


Beberapa makna dari perjuangan itu sendiri lambat laun berganti dengan kenaifan dari seorang pengangan. Sekarang, hadir sumarah disertai luka tentang kekecewaan, tidak pada sosok yang muncul di setiap harap, tetapi pada keberanian untuk berangan terlalu jauh, pada kenekatan karena yakin tak akan tersesat pulang. Bahkan saat kamu berdiri tegar pada episentrum, ada membran yang tak akan pernah dapat ku tembus untuk berlari menuju kamu.

Sabtu, 16 November 2013

Janji Kala Senja..

foto: http://pandasurya.files.wordpress.com/2009/07/oldbench1600wl0.jpg


Bangku taman ini, kursi penonton favorit ku.


Secangkir hangat teh hijau dan hangatnya sela-sela jari mu ialah pelengkap dari pentas yang aku tunggu.


“Akan ku ukir nama mu di atas sana, Dinda!” teriak mu antusias menunjuk gumpalan awan yang berlatar langit senja kala itu.


Kilat di mata mu menjadi pembuka yang sangat manis untuk pertunjukan yang aku nantikan.


Matahari menuju pelupuk cakrawala, menimbulkan semburat jingga yang selalu aku nikmati.


“Terima kasih untuk pertunjukan mu.” Ku sesap teh hijau yang mulai menjadi dingin.

Jumat, 08 November 2013

Ada rindu, untuk kamu

foto: spesial



Untaian kata ini, bukan tentang sisa-sisa mimpi pagi tadi, atau tentang doa-doa dini hari. Bukan pula tentang luka penuh pilu, atau tentang sisa harap yang mulai berlalu.

Pagi tadi, melalui sela-sela terali jendela, angin melesak masuk menusuk kalbu, menceritakan sebuah kisah tentang nama mu. Ada angan yang dibawa masuk, dan gema-gema bersuara kamu. Ada tawa yang bersahutan, dan amarah yang justru menenangkan.

Siapa kamu? Sosok semu yang membuat ku candu untuk sebuah temu. Sosok tangguh yang membuatku terpukau dalam setiap sikap.