![]() |
foto: google |
Sebentar, tolong
izinkan aku untuk terlebih dahulu menjelaskan siapa aku
Aku bukan seorang
pengemis yang meminta-minta untuk diberi sebuah senyuman lalu kukumpulkan untuk
kunikmati sendiri kebahagiaannya. Bukan pula seorang pencuri yang merampas kebahagiaanmu
untuk kuhabiskan sendiri dengan tamak.
Sebutlah aku
pengikut.
Tenang, aku bukan
sosok yang akan mengawasimu lalu menghantui hari-harimu. Seperti yang kubilang,
aku hanya pengikutmu. Aku hanya melihatmu dari kejauhan, melukis sisa-sisa
kebahagianmu, merekam jejak setiap kisah tentangmu, dan mengumpulkan serpihan
yang jatuh dari sudut-sudut bibirmu saat kamu tersenyum. Hanya untuk mencari
kebahagiaanku sendiri yang ada pada sebuah sosok semu, sayangnya sosok itu
menjelma kamu.
Ada beberapa bagian
penting tentangmu yang ingin aku tuturkan.
Yang pertama, adalah bagaimana caranya kamu melakukannya, maksudku, bagaimana hanya sececah kenyataan bahwa kamu bahagia, dapat pula membahagiakanku. Atau tentang bagaimana caramu menceritakan rasamu, sehingga aku dapat turut serta merasakannya. Aku ingin tau, barangkali suatu saat nanti ketika aku tak lagi dapat menjadi pengikutmu, aku mampu mencari kebahagianku sendiri.
Yang kedua, apa yang
kamu lakukan terhadap senyummu? Mungkin saja saat penyandu narkoba itu sempat
melihatmu tersenyum, saat ini ia pasti tidak menjadi seorang pesakitan.
Bagaimana tidak, zat yang paling candu untuk dinikmati ialah senyummu. Matilah
aku jika polisi menyadari bahwa bibirmu jauh lebih adiktif dari sebuah
narkotika.
Yang ketiga, ada
lagi tidak sosok sepertimu? Sekadar berjaga-jaga, barangkali bukan aku nantinya
yang akan menua bersamamu kelak. Walau kadang, membayangkannya saja membuatku
marah pada diriku sendiri. Mengapa aku begitu berani menjadi pengikutmu serta membawa
kebahagiaanku bersama sosokmu.
Yang terakhir,
buatlah dirimu dilimpahi kebahagiaan. Sekarang, kebahagianku telah menjelma
pada bahagiamu, bisa dibayangkan bukan, bagaimana aku nanti jika tidak
melihatmu bahagia. Aku tidak peduli pada pengamat cinta picisan yang menyebut
pernyataanku berlebihan. Mereka belum tau saja bagaimana sulitnya membangun
jalan menuju seseorang yang bahkan tidak menyadari kehadiran mereka. Aku sudah
lebih dahulu merasakannya.
Mungkin sekarang bisa dibayangkan aku seperti apa. Aku hanya sosok pengagummu yang mengumpulkan kebahagiaanmu yang aku nikmati sendiri diam-diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar