Selasa, 31 Desember 2013

Selamat Tahun Baru Irvan Dewantara

foto: google



Pagi tadi, ku tatap lekat-lekat jendela yang menghadirkan sebersit keemasan cahaya matahari. Hari ini berganti. Masih tentang rindu yang tak pasti.



Hai kamu, tetap dengan sebuah harapan yang sama, sebelum kembali kututup rapat jendela kamarku, aku harap langit pagi yang kulihat kala itu juga mampu membawa ingatanmu kembali padaku. Meski kadang membawa pilu.



Kadang, banyak pertanyaan kecil perlahan muncul dalam benakku, menggelitik dinding keyakinanku, mencoba membobolnya perlahan, dengan senjata bernama logika. Aku lupa, kapan terakhir kali akal sehatku mampu menyambutmu dengan tanpa mengharu biru.

Jumat, 20 Desember 2013

Harapan Itu Bernama Rindu..

foto: google




Kelak, akan bersemi rindu-rindu mungil di setiap inchi jarak yang akan memisahkan kita. 

Dan salah satu di antara kita yang akan memetiknya perlahan, sampai habis.


Kelak, akan ada banyak doa saat sela-sela jemari kita kembali bertaut, untuk sebuah harapan besar.


Entah kepada siapa tangan-tangan Tuhan mengabulkannya nanti.


Kelak, harap-harap kecil yang muncul di benakku ialah sebab dari rindu yang kamu miliki.


Walaupun rinduku, jauh melebihi kamu.

Sisa Hujan Semalam

foto: google




Kalau pagi ini bayanganmu masih menggenang, adakah yang mampu disalahkan selain rindu?


Kalau dingin ini masih membawa kenanganmu untuk memelukku, masih adakah sosokmu sebagai penawarnya?


Hai Van, tolong jangan salahkan aku, jika anganku selalu berotasi pada sosokmu.


Jangan salahkan aku, jika fatamorgana yang muncul dalam kepalaku kembali menggambarkan perangaimu.


Jangan lagi salahkan aku, jika masih berharap kamu yang akan kembali pulang untuk mengetuk pintu hatiku.

Sabtu, 07 Desember 2013

Senin, 02 Desember 2013

Mencecap Luka Sendiri

foto: google



Gerimis belum jenuh sepertinya untuk mengetuk-ngetuk jendela kamarku sejak semalam. Pada akhirnya kupilih untuk menghitung seberapa deras air yang turun, sekadar merenung sudah ada berapa luka yang kupelihara sendiri.


Kamu apa kabar?

Sabtu, 30 November 2013

Ada Cinta Dalam Kata

foto: google



Sudah ada berapa kata cinta yang kau terima sampai saat ini? Sudahkah membuatmu sadar bahwa ada sesuatu yang ada pada dirimu yang membuat orang lain berotasi pada persona bernama kamu?




Sebutlah ini hanya kebetulan. Namun, kebetulan seperti apa yang mampu membuat seseorang jatuh cinta berkali-kali pada sosok yang sama? Bahkan tak pernah ada suatu perbincangan khusus yang mampu menyulut sumbu untuk menghadirkan cinta, kamu tau itu. Jadi, bolehkan kalau kubilang bahwa ini bukan suatu kebetulan?

Selasa, 26 November 2013

Catatan Kecil Pengumpul Senyum

foto: google


Sebentar, tolong izinkan aku untuk terlebih dahulu menjelaskan siapa aku

Aku bukan seorang pengemis yang meminta-minta untuk diberi sebuah senyuman lalu kukumpulkan untuk kunikmati sendiri kebahagiaannya. Bukan pula seorang pencuri yang merampas kebahagiaanmu untuk kuhabiskan sendiri dengan tamak.

Sebutlah aku pengikut.

Tenang, aku bukan sosok yang akan mengawasimu lalu menghantui hari-harimu. Seperti yang kubilang, aku hanya pengikutmu. Aku hanya melihatmu dari kejauhan, melukis sisa-sisa kebahagianmu, merekam jejak setiap kisah tentangmu, dan mengumpulkan serpihan yang jatuh dari sudut-sudut bibirmu saat kamu tersenyum. Hanya untuk mencari kebahagiaanku sendiri yang ada pada sebuah sosok semu, sayangnya sosok itu menjelma kamu.

Ada beberapa bagian penting tentangmu yang ingin aku tuturkan.

Kamis, 21 November 2013

Sebungkus Harap Dini Hari

foto: spesial


Ada yang salah dengan sujudku dini hari tadi. Kali ini bukan tentang sunyi yang selalu menemani. Karena aku mulai terbiasa dengan irama jangkrik yang bermelodi tanpa perlu beberapa larik. Atau hanya sekadar hembusan angin yang hendak berlalu pergi, berganti dengan udara fajar yang mengetuk di sela-sela ranting.


Aku temui jejak-jejak basah di atas sajadahku kala fajar, beberapanya berasal dari sesal yang teramat dalam, sisanya tentang harap-harap yang mulai menguap beterbangan.


Sunyiku dalam doa kali ini tak cukup untuk membendung risau yang kini telah meluap. Mengalir dari setiap inci lubang-lubang berdinding keputusasaan. Bukan karena penat berjuang, melainkan perkara kesempatan yang tak pernah terbuka.


Beberapa makna dari perjuangan itu sendiri lambat laun berganti dengan kenaifan dari seorang pengangan. Sekarang, hadir sumarah disertai luka tentang kekecewaan, tidak pada sosok yang muncul di setiap harap, tetapi pada keberanian untuk berangan terlalu jauh, pada kenekatan karena yakin tak akan tersesat pulang. Bahkan saat kamu berdiri tegar pada episentrum, ada membran yang tak akan pernah dapat ku tembus untuk berlari menuju kamu.

Sabtu, 16 November 2013

Janji Kala Senja..

foto: http://pandasurya.files.wordpress.com/2009/07/oldbench1600wl0.jpg


Bangku taman ini, kursi penonton favorit ku.


Secangkir hangat teh hijau dan hangatnya sela-sela jari mu ialah pelengkap dari pentas yang aku tunggu.


“Akan ku ukir nama mu di atas sana, Dinda!” teriak mu antusias menunjuk gumpalan awan yang berlatar langit senja kala itu.


Kilat di mata mu menjadi pembuka yang sangat manis untuk pertunjukan yang aku nantikan.


Matahari menuju pelupuk cakrawala, menimbulkan semburat jingga yang selalu aku nikmati.


“Terima kasih untuk pertunjukan mu.” Ku sesap teh hijau yang mulai menjadi dingin.

Jumat, 08 November 2013

Ada rindu, untuk kamu

foto: spesial



Untaian kata ini, bukan tentang sisa-sisa mimpi pagi tadi, atau tentang doa-doa dini hari. Bukan pula tentang luka penuh pilu, atau tentang sisa harap yang mulai berlalu.

Pagi tadi, melalui sela-sela terali jendela, angin melesak masuk menusuk kalbu, menceritakan sebuah kisah tentang nama mu. Ada angan yang dibawa masuk, dan gema-gema bersuara kamu. Ada tawa yang bersahutan, dan amarah yang justru menenangkan.

Siapa kamu? Sosok semu yang membuat ku candu untuk sebuah temu. Sosok tangguh yang membuatku terpukau dalam setiap sikap.

Sabtu, 01 Juni 2013

Kemana Kita Pada Akhirnya?

foto: google
Yang kamu ucap pada awalnya sangat jelas terekam dalam bayangku tentangmu.

Ingatkah kamu malam itu, pintamu, luluh kan ku? Hingga pada akhirnya aku dan kamu menjadi sepenggal kita.

Dari kesemua kata tentang mu hingga ku pilih untuk menunggu.

Bukan aku, memang. Namun kuberanikan diri menyudahi apa yg telah terajut hanya untuk sebuah penantian.

Tidak pasti? Ya. Pada  awal nya.

Lalu kamu akhiri penantian ini hanya dengan sebuah kata, pasti.
Aku dan kamu pada awalnya hanya sebuah sosok yg masing-masing dari kita mulai memberanikan diri untuk terlelap lebih dalam dari lembut yg berwajahkan harapan.

Yang sama-sama menantang candu atas resah yg bernama rindu.

Kamis, 18 April 2013

Di Pangkuan Kelu..

foto: google
Kemarin hujan, hati ini basah

Sementara awan mendung dari katamu waktu itu, hanya meninggalkan jejak kepada hati yg bernama luka

Bicara apa saja tentang kita, dan salah ku sebagai poros nya. Tak pernah mengubah rasa ku pada mu.

Walau kadang berlari kepada kelu lidah ku tak jarang

Kamu tak suka. Kamu tak tau aku terluka. Tak pernah..

Yang kamu katakan kemarin bahwa kita adalah satu, yang kemarin dipisahkan waktu. Sehingga tak akan pernah ada dusta, terselip dalam sebuah cerita yg disulam masa atas nama cinta.

Percaya ku yang mulai beranggapan tak perlu jelas terucap, salah satu dari kita pun mengetahuinya. Awalnya..

Kamis, 14 Maret 2013

Tentang Kesalahanku

 foto: http://phoenix0105.files.wordpress.com/2012/10/brokenlove.jpg?w=683


“Seperti apa aku di matamu?”

Kadang tak jua aku habis berfikir, siapa aku ini di depan kedua matamu, yang selalu kamu anggap salah, yang selalu kamu anggap rumit. Dan kepada dinding bernama perbedaan lah yang menutup pikiranku tentang semua pertanyaanku.

Lalu, sekali lagi aku bertanya tentang sebuah keadaan, apa yang dapat aku lakukan? Sementara mencintaimu adalah sebuah kebiasaan bagi setiap senti jalan menuju hatiku. Dan memahamimu adalah tugas yang selalu aku lakukan dalam perjalanan panjang menuju kebahagiaan. Namun, lagi-lagi aku dipertemukan dengan pertanyaan, kebahagiaan siapa yang aku tuju?

Bukan tentang ragu pertanyaan-pertanyaan yang timbul tenggelam itu bermuara, melainkan tentang apa definisi aku bagi hatimu, dan bagaimana kebahagiaan untukku yang selalu kamu maksudkan. Sementara yang selalu aku pahami adalah tentang segala kesalahan yang aku lakukan.

Selasa, 12 Maret 2013

Embun, untukku..

foto: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDPAs5khWLH-PkhjWmhRiJscGULh_X_6Ox4fahZq6pqDgb4j3PSFqe8OFQlvJfK4Bi1MjE4kjJHVF3fxafRn_yzlOMVLTngjfa7YXsztAygPLnUVe_RGhVEYTLhIDNWYF2GhXjOkKFH2U/s1600/DAUN+GUGUR.jpg

Di lembut dingin fajar musim semi hari ini, aku dibangunkan oleh sesuatu yang tidak biasanya. Serupa melihat oase dalam fatamorgana, namun kali ini berwujud.

“Hai, sudah bangun kah kamu?” sesuatu yg mebangunkanku di fajar hari ini tampak menyapaku, aku masih diam. Malu-malu mungkin, atau masih tak menyangka bahwa aku juga akan mendapat giliran untuk merasakannya.

“Mengapa kamu diam?” suaranya kali ini menggelitik nafsuku untuk menyahutnya, walau tetap ada ragu dalam tiap kataku.

“Kamu siapa?” tanyaku malu-malu, walau ku yakini dalam hati ku sendiri, sepertinya aku mengetahui ia siapa.

“Seharusnya kamu mengetahui siapa aku.”  lembut suaranya semakin meyakini ku bahwa sepertinya aku memang mengetahui siapa yang menjadi alasanku terbangun tidak seperti biasanya pada fajar hari ini. Dalam diam batinku berkata “Ah.. Akhirnya aku mendapat takdir itu.”

Kamis, 24 Januari 2013

Karena Tuhan, atau memang kita yang berbeda?


foto: voa-islam.com
Kamu tau, kenapa Tuhan menciptakan perbedaan dengan segala problematikanya? Tau, kenapa saat ini Tuhan menyatukanmu dengan dia hanya untuk sebuah perpisahan?

Orang bilang, perbedaan itu indah, karna tanpa perbedaan, pelangi pun tak akan menawan. Menyetarakan segala bentuk yang tak sama, berusaha membuatnya sempurna. Walau kita tau tak kan ada.

Sementara jarak yang dulu ada, kini disatukan Tuhan atas nama cinta. Dan masa yang sempat renggang, disulam waktu dengan benang harapan.

Lalu, masih saja tersirat tentang untuk apa semua ini? Masih saja berjibaku dengan ego dan kenyataan? Dan pada akhirnya kamu hanya bisa menanyakan tentang ini kepada Tuhan.

Rabu, 23 Januari 2013

Kepada kamu yang telah lama pergi..

foto: baltyra.com/wp-content/uploads/2010/05/separate.jpg

Apakah ada yang lebih menyakitkan dari bertemu untuk berpisah? Apakah ada yang lebih semakin meradang selain rindu yang menengadah?

Apakah salah rasa ini? Yang aku tau ini suci. Walau kadang memang tak pasti.

Lalu, salah kah kita yang bersatu dulu? Sementara tak pernah kita meragu. Lalu mengapa semuanya menjadi masa lalu?

Pada awalnya semua berjalan baik-baik saja, namun ketika perbedaan itu terbuka, semua sirna.

Aku, kamu, ketika keduanya merotasi pada satu titik yang sama, selalu percaya bahwa semua akan menjadi baik-baik saja.

Dan semua yang telah tersimpul cantik, hanya membuat rindu ini menggelitik, sementara ada luka yang semakin menjadi sakit.

Ketika jarak itu menganga, aku dan kamu hanya saling meluka, sementara semua janji semakin terlupa.

Sementara semua bagian dari kita mulai menyerah, apakah masih ada doa yang berpasrah?

Walau aku dan kamu tak lagi satu, namun kita sama-sama tau, bahwa tak ada lagi perih yang menjadi kelu.

Dan pada akhirnya aku yang sedang menantang candu atas semua kisah lalu, yang mengukir kan namaku, dan namamu.

Selasa, 22 Januari 2013

Alasan Kenapa Kamu diPHP-in


Akhir-akhir ini makin banyak ya muda-mudi di kalangan anak gaul twitter atau yang gaul beneran di dunia nyata, kalo mereka ini lagi diPHP-in. Yang ujung-ujungnya ngegalau di twitter, ngetwit-ngetwit galau dan berharap banget si doi ngebaca trus sadar dan akhirnya mengakhiri masa diPHP-in nya mereka. Bagus sih kalo ujung-ujungnya doi baca trus sadar dan akhirnya nembak, lah kalo doi nggak baca trus nggak peduli? Atau doi sebenernya baca tapi nggak mau peduli? Nah loh.. Percuma kan ngasih kode-kode ke doi akhirnya juga.


Sebenernya yang (mengaku) kalo lagi diPHP-in ini rata-rata tau nggak alesan doi PHP? Nah kalo tau bagus tuh, jadinya tau apa yang harusnya dilakuin selanjutnya, mau tetep bertahan sampe akhirnya nunggu kejelasan dari doi, atau mau ngubah sikap biar doi akhirnya sadar dan ngasih kejelasan. Sayangnya, kebanyakan dari para korban yang diPHP-in ini nggak tau alesan kenapa dia PHP, dan akhirnya mereka nggak tau apa yang bisa mereka lakuin dan ujung-ujungnya cuma bisa nerbang-nerbangin kode biar doi sadar. Khusus nih buat yang nggak tau alesan kenapa doi PHP, gue mau ngebahas beberapa alasan kenapa dia PHP. Yuk simak!

Senin, 21 Januari 2013

Beberapa Jenis Korban yang (katanya) diPHP-in


Sepanjang tahun 2012 kemarin ini dunia pergaulan remaja di Indonesia lagi trend-trend nya didominasi beberapa istilah gaul yang lagi ngehits. Mulai dari istilah ‘galau’, ‘kepo’ dan salah satunya ‘PHP’. Istilah-istilah ini bener-bener menguasai dunia seputar timeline twitter dan seputar tongkrongan anak-anak (yang merasa) gaul.

Buat yang masih belum tau apa itu arti PHP, PHP itu singkatan yang dibuat anak-anak gaul negri kita yang punya kepanjangan Pemberian Harapan Palsu. Jadi maksudnya orang yang PHP itu artinya orang yang ngasih harapan palsu, dan orang yang diPHP-in itu berarti orang yang lagi dikasih harapan palsu. Jadi.. Ya begitulah intinya.


Berhubung di awal tahun 2013 ini istilah PHP masih sering banget dibahas, atau bisa juga lagi ngalamin, disini gue mau ngebahas beberapa jenis korban yang ngaku lagi diPHP-in. Biasanya sih korban PHP ini kebanyakan cewek-cewek, tapi ada juga sih cowok yang diPHP-in, walau nggak sebanyak perempuan jumlahnya. Cekidot!

Jumat, 18 Januari 2013

Kesempatan - Part 3

Kejadian itu begitu cepat, yang Aquilla ingat hanyalah kepala nya cukup bertambah pening ketika bola basket itu melambung ke arahnya, selanjutnya yang ia tatap beberapa temannya berlari menghampirinya dan gelap.
Beberapa panitia terlihat khawatir dengan kejadian itu, melihat Aquilla pagi ini yang terlihat agak kurang bersemangat saja sudah membuat mereka heran, ditambah dengan kejadian barusan, sontak membuat Khairina panik melihat sahabatnya itu tiba-tiba terjatuh hanya karena bola basket saja.
“La.. Lo kenapa?” ujar Khairina panik sambil mengguncangkan tubuh Aquilla. Sementara yang ditanya tetap tidak menjawab. Beberapa panitia lain mulai berdatangan, termasuk Aldo salah satunya.
“La, lo gapapa kan? Jangan pingsan dong La.. Badan lo kan gede.” rentet Aldo dengan paniknya. Sepertinya suara Aldo cukup menaikan emosi Aquilla sehingga ia mampu untuk membalas pertanyaan Aldo dengan gaya ketusnya.