Hujan kembali mengetuk-ngetuk pelupuk mataku, namun, mengapa air mataku yang jatuh berguguran?
Daniel..
Aku ingin tabah menantimu, seperti senja yang setia menapaki peraduan untuk menjemput malam.
Aku ingin tabah merindumu dalam sepi, seperti waktu yang tetap melaju, tanpa pernah sedikit pun letih untuk berbalik arah.
Aku ingin tabah mencintaimu, serupa jati di kala gugur, tetap bertahan meskipun helai daunnya lambat meranggas.
Aku ingin menjadi pekat malammu, di mana katamu, kamu selalu cinta akan gulita.
Aku selalu ingin dicintai olehmu.
Aku ingin menjadi matahari untuk bumi-mu, di mana kamu akan selalu berotasi pada hadirku.
Aku selalu ingin mencuri seluruh perhatianmu, Dan.
Daniel, aku ingin kamu--untukku. Itu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar