![]() |
foto: google |
Sore tadi, hampir saja rasa kantukku menenggelamkanku saat
aku sedang menanti surat darimu.
Entah efek obat yang akhir-akhir ini kuminum, atau kejenuhan
yang mulai menyambangiku pada akhirnya.
Beberapa hari ini suratmu terlalu lama
tiba, barangkali pak pos mulai bosan mengatarnya, atau mungkin kamu yang sudah
enggan memberiku kabar, Dan?
Semoga prasangkaku yang terakhir tidak tepat, ya.
Aku bisa
gila kalau terus-terusan dihujani pikiran buruk tentangmu. Rasanya, rindu
mulai menjadi musuh terbesarku kali ini.
Kamu jahat Dan, lagi-lagi kamu mengingatkan kisah kita.
Kisah yang terus menerus mengingatkanku bahwa setidaknya
kita pernah bahagia.
Janganlah lagi kamu ingatkan, karena tanpa kamu ingatkan
pun, kebahagiaan kita dan kisah yang ada di dalamnya, akan selamanya terpatri
dalam memoriku.
Berlebihan? Terserah kamu akan memandangnya seperti apa, aku
sudah terlanjur menjadikanmu terlalu berharga untuk seluruh waktu yang aku
habiskan, untuk setiap perjalanan yang aku lewati kala aku melaju.
Oh ya Dan, selamat hari kasih sayang ya.. Maafkan aku yang
sempat melupakannya kemarin. Aku terlalu sibuk menghitung bulir-bulir rindu
yang jatuh bersama dengan air mataku kala itu. Maafkan aku juga untuk derai air
mataku yang akhir-akhir ini tertuju untukmu, karena pada akhirnya aku tak
selalu mampu menahan keinginanku untuk mendekapmu lagi.
Percayalah, aku akan berusaha semampuku untuk menantimu
kembali.
Semoga kamu tak melupakan tempat dimana kamu harus “pulang”
ya..
seluruh kecup sendu dan pesan pengantar rindu,
kumala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar