![]() |
foto: google |
Assalamualaikum ibu,
semoga ketika surat ini tiba dalam genggamanmu, ibu dalam
keadaan baik-baik saja.
Sebelumnya, dengan segala kerendahan hati, kuberanikan diri menulis
surat ini untuk ibu.
Ibu, mungkin aku bukanlah siapa-siapa, hanya wanita yang
membawa angan terlalu besar untuk memperlihatkannya kepada ibu. Bukan untuk
berniat angkuh, atau mengajak ibu untuk bersaing, aku hanya ingin mengadakan
sedikit perjanjian dengan ibu.
Bu, pangeranmu telah banyak bercerita tentangmu, tentang
bagaimana hangatnya pelukan ibu, tentang bagaimana rindunya ia pada hadirmu.
Pun tentang masakan yang selalu membuatnya rindu. Terkadang yang hanya mampu
aku lakukan saat ia berkeluh kesah hanyalah menyuruhnya pulang menghampirimu,
sebab aku tahu, bahwa ibu pun pasti merindunya.
Pernah suatu ketika aku mendengar risaunya bercerita
tentangmu, satu hal yang ku tahu pasti, ia sangat mencintaimu (pun
merindukanmu).
Bu, aku ingin seperti
ibu. Maafkan apabila ini terdengar terlalu lancang, aku hanya ingin dicintai
oleh pangeranmu seperti ibu. Bukan untuk menjadi pesaingmu, melainkan menjadi
sosok yang dapat ibu cintai juga.
Bu, jemariku mengkin memang tak selembut ibu, pelukanku pun
tak sehangat ibu. Namun aku mampu berjanji, bahwa aku akan selalu menggenggam
erat jemari pangeranmu, mendekapnya erat dalam pelukanku, sampai aku tak mampu.
Jika ibu berkenan, ajari aku lebih banyak bagaimana caranya memahami
pangeranmu, sebab aku tak sepandai ibu. Jika menurut ibu tak mampu, aku masih
akan berusaha belajar banyak. Tak kan ku beri luka sedikit pun padanya, sebab
membuatnya terluka sama saja melukai ku perlahan. Aku pun tak sampai hati
melihat ibu terluka saat mengetahui pangeranmu sedang tidak dalam keadaan
baik-baik saja.
Aku tak ingin berniat menyuap ibu, atau bermanis-manis ria
di hadapanmu hanya untuk mencuri perhatian ibu, tidak sama sekali bu. Bahkan ketika
kutuliskan surat ini, berulang kali ku tata susunan diksi ku, barangkali
beberapanya membuat ibu tidak berkenan, maafkan untuk itu.
Namun sungguhlah, aku hanya ingin meminta ibu untuk sedikit
saja menanggapi racauanku.
Bu, ketika surat ini ku tulis, banyak keraguanku yang
bermunculan. Bukan karena aku tak yakin, aku hanya merasa tak pantas jika surat
ini dialamatkan padamu. Namun, kesungguhan ku untuk selalu berada di sisi
pangeranmu telah menghapus beberapa keraguanku, sisanya yang menguatkanku karena
kesungguhanku untuk dapat memanggilmu ibu. Maafkan kalau lagi-lagi ini
terdengar lancang. Semoga ibu masih mau memahaminya.
Rasanya, itu saja yang ingin aku sampaikan, jemariku kelu
untuk lebih banyak lagi berkata.
Semoga kebahagiaan selalu menyelimuti ibu,
tertanda, anakmu (kelak)
woh :D manis sekali surat untuk ibu balon mertua :D
BalasHapussemoga beneran langgeng yaa aminn
- ika, tukangpos
amiiinnn kaikaa :*
Hapus