Kamis, 20 Februari 2014

Tentang waktu yang melaju

foto: google



Ku harap, surat yang ku tulis hari ini, kelak akan mengantarku menuju kamu, Dan..


Daniel..  Pernah aku katakan, bahwa hampir seluruh waktu yang aku punya, belakangan ini hanya dimiliki olehmu. Seluruh pikiran yang melintas di kepalaku hanya dipenuhi tentangmu. Lantas, bagaimana bisa aku tidak memperhatikanmu bahkan yang sekecil-kecilnya?



Tak kau tahu Dan, seberapa besar kekuatankku untuk berusaha tabah berkali-kali saat keinginanku tak pernah akur dengan keadaan yang kini aku lewati.

Tak kau tahu, seberapa letih aku menekuri hari demi hari yang berkali-kali dihujani rindu sementara tak lagi ada dekap tubuhmu untuk tubuhku berteduh.

Jika waktu yang aku habiskan untuk memikirkan seluruh tentangmu ialah sebuah pondasi, sudah ada rumah untuk rindumu pulang, Dan; di hatiku.



Siang tadi aku sempat mengitari pelataran yang pernah menjadi saksi bahwa kamu memang milikku.

Kamu tau? Belakangan ini keyakinanku perlahan hilang separuhnya.

Keyakinan bahwa kamu memang milikku. Keyakinan bahwa kamu akan pulang suatu hari nanti.

Terlalu banyak waktu yang telah melaju, seluruhnya telah aku lalui tanpamu.

Kini keraguan mulai singgah di hatiku Dan. Seringkali pikiran itu berputar di kepalaku, masih adakah kekasihku yang akan mendekapku hangat kala dingin malam mendera? Masih adakah debat-debat mungil yang katamu mampu membuatmu rindu? Masih adakah kita—kamu dan aku, yang sama-sama berjalan pada arah yang sama?




Arahku hilang Dan, aku butuh kamu untuk menuntunku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar